Monday, February 8, 2021

JAPAN TRIP 2017: Akhirnya Pulang

Sebelumnya...


Jumat, 28 Oktober 2017. Saat saya pulang malam sebelumnya, semua housemate sudah tidur. Setelah mandi dan berbaring, entah kenapa saya tidak bisa tidur. Rasanya masih bingung, kok besok sudah mau pulang ya? Kok kayanya banyak yang belum di lihat ya? Kok sepertinya saya gak terlalu happy ya? Kok banyak plan saya yang gak terlaksana ya? Pertanyaan-pertanyaan ini juga ada sebabnya, nanti ya di akhir post ini baru saya ceritain.

Kami harus check-out sebelum Pk. 10.00 walaupun penerbangan pulang kami masih Pk. 23.30. Inilah enaknya terbang dari Haneda Airport, karena masih di tengah kota dan dari apartment kami hanya 1x naik kereta, kami bisa drop bagasi dulu di locker airport dan lanjut jalan-jalan sampai malam hari. Saya sudah packing barang dari hari sebelumnya jadi gak banyak yang musti diberesin selain ribet karena ada titipan buku yang tebal sekali dari Tari untuk temannya di Jakarta. Yang ternyata bikin penuh koper T____T Tapi ternyata masih ada drama, karena waktu saya buka tas kecil yang di pakai semalem, dompet saya gak ada! Aduh rasanya mau nangis... Uangnya masih lumayan, ada sekitar JPY 20.000 yang saya save karena ingin beli barang idaman di Akihabara. Dan untungnya lagi, kartu-kartu kredit saya pisahkan di tempat lain. Saya buru-buru kirim message ke Yusuke apakah dompet saya terjatuh di mobilnya? Sambil menunggu jawaban, saya beres-beres barang dan berusaha tersenyum walaupun dalam hati sedih banget. Bukan karena uangnya, tapi perasaan hati yang sudah gak enak tambah parah lagi. Tante N dan Tante I sangat baik dan menawarkan untuk pakai uang mereka dulu untuk beli barang idaman saya, tapi saya tolak karena masih ada kartu kredit yang bisa dipakai, paling minta traktir makan aja nanti hahaha Puji Tuhan Yusuke membalas pesan dan info bahwa dompet saya memang terjatuh di kursi belakang. Akhirnya kami janjian untuk ketemu di toko yang saya tuju di Akihabara.

2 rombongan berangkat menuju airport sendiri-sendiri dan janjian langsung ketemu disana.Sambil menunggu, begitu sampai saya langsung menuju toko oleh-oleh untuk beli macam-macam yang mau di bawa pulang. Supaya semua bisa langsung masuk koper dan malamnya tinggal check-in aja gak repot belanja lagi. Paling beli yang kecil-kecil di dalam sebelum boarding. Semua yang dibeli langsung saya packing dan karena saya gak punya koin lagi untuk locker saya ke bagian penitipan bandara saja. Sedikit lebih mahal, tapi semua barang dan bagasi muat dalam 1 compartment besar. Setelah semua ketemu, kita langsung bareng-bareng lagi menuju Akihabara.

Sampai Akihabara rombongan pun terpecah selain cari makan siang, ada yang mau beli oleh-oleh juga. Kebetulan saya hanya sendiri (yang melegakan karena saya sedang emo saat itu). Saya sudah lapar, maka langsung meluncur ke tempat ramen favorit, Kyusu Jangara Ramen. Pertama kali ke tempat ini dalam kunjungan pertama saya ke Jepang tahun 2010, saya diajak teman - Tomoko. Dan setelah mencoba beberapa resto ramen yang terkenal, entah kenapa saya paling suka disini.

Gak inget menu apa yang saya pesan, kalau lihat menu mungkin baru ingat :)

Pingin naik deh! Banyak sekali kendaraan seperti ini disewakan di sekitar Akihabara.

Setelah makan siang dan berbekal panduan google maps saya pun langsung menuju ke tempat tujuan yang saya nanti-nantikan, yaitu toko kaca-mata ANIMEGANE. Loh? Iya, saya mau beli frame kacamata disana hahaha Kenapa harus kesana? Karena Animegane adalah toko kacatama yang ber-kolaborasi dengan anime-anime popular. Yang kenal saya dengan baik pasti tahu kacamata anime mana yang saya incar. Sebetulnya saya naksir berat dengan salah satu frame kolaborasi dengan Evangelion di bawah ini:

Photo credit: Animegane online shop.

Tapi apa daya, jauh harganya jauh di atas budget saya saat itu. Maka tanpa pikir panjang saya beli kacamata kolaborasi dengan anime kesayangan, Naruto.

Kacamata Sarada warna merah! Detail banget, ada symbol Sharingan pula di ujung frame-nya.

Waktu saya berdiri lama di depan kacamata ini, shop attendant mendatangi dan tanya apakah saya suka frame itu? Saya bilang iya karena saya penggemar berat Naruto LOL dia pun tertawa dan saya disuruh coba frame-nya. Waktu lagi coba frame teman saya Yusuke pun datang membawa dompet, horeee!! Karena shop attendant dan Yusuke bilang cocok, langsung saya bayar 😂 Setelah menenteng paper bag berisi kacamata ini mood saya membaik, at least keinginan saya yang paling besar ada yang tercapai di hari terakhir liburan. Yusuke pun mengantarkan saya jalan kembali ke tempat sudah di tentukan bersama sebelumnya dan setelah saya bertemu dengan yang lain dia pun pulang.

Setelah semua berkumpul, rombongan kembali terpecah 2, saya dengan Om S, Tante N dan Tante I karena ingin ke Asakusabashi untuk mencari beads dan pelengkapan craft lainnya untuk Tante N. Saya pernah tinggal di area ini sewaktu berlibur di tahun 2014. Dan ada toko Taiyaki yang enak sekali di atas jembatan, saya masih ingat karena setiap pulang ke hotel saat itu saya selalu membeli Taiyaki untuk di makan sambil berjalan. Pas banget tokonya baru buka saat kita mampir setelah puas jalan-jalan dan belanja, jadi perhentian terakhir sebelum menuju airport.

Selalu rame dan banyak yang antri, emang enak banget Taiyaki di sini.

Dingin-dingin makan Taiyaki panas, nikmaaaat...

Di Asakushabashi Station ada tempat pengembalian kartu PASMO, kami sekalian cash-out sisa saldo yang ada dan beli one way ticket ke airport. Perjalanan ke airport memakan waktu 1 jam lebih sedikit, saya jadi mengantuk tapi kereta penuh karena sudah lewat jam pulang kantor dan sempat lama berdiri. Tiba di airport kami langsung ambil bagasi dan antri check-in karena ternyata rombongan lainnya sudah check-in duluan. Proses check-in nya gak lama, tapi antrinya yang panjang. Not bad lah, karena kami masih menunggu boarding sekitar 2 jam. Setelah melewati proses check-in kami masuk dan saya masih sempat belanja coklat Royce dan Sake untuk dibawa pulang. Karena saya sudah bawa 1 botol Umeshu di dalem koper saya hanya membeli 1 botol sake, padahal pinginnya lebih LOL Kita juga masih sempat jajan dan makan malam beli di convenience store dalam airport sambil melihat-lihat runway walaupun hanya sebentar karena anginnya dingin banget!

Demi foto ini rela dingin-dinginan, saya yang paling terakhir beranjak dari sana LOL

Om S dan Tante N sempat berfoto dengan latar belakang runway.

Saat terakhir menunggu boarding akhirnya saya memisahkan diri dari rombongan karena mood saya memburuk. Saya sendiri sampai sekarang masih heran kenapa disaat-saat terakhir emosi saya membludak. Mungkin karena rasa lelah atau merasa banyak hal yang terjadi di luar harapan dan kendali saya, sehingga saya sempat tidak bisa menahan amarah. Saya memisahkan diri bukan karena ngambek seperti yang dipikirkan orang lain sebenarnya LOL Tapi saya orang yang perlu duduk diam dan berpikir dalam keadaan seperti ini. Dan supaya saya tidak menyakiti orang lain juga dengan perkataan-perkataan yang mungkin keluar lewat emosi saya. Jadi saya memilih duduk sendiri di pintu yang paling jauh dari ruangan boarding, arah sebaliknya dari rombongan.

Saat saya duduk sendiri saya pun menangis sesenggukan selama 1 jam hahaha puassss deh! Perjalanan ini benar-benar baru buat saya, karena selain harus membuat itinerary yang baik dan memenuhi keinginan setiap orang, tidak bisa dipungkiri bahwa kalau pergi rame-rame ada banyak yang harus kita korbankan juga; saat itu bagi saya harus mengorbankan emosi. Perasaan saya sedang jungkir balik karena ini perjalanan pertama sejak Papi dipanggil pulang Bapa di surga di bulan Juni 2017. Saya kira saya bisa bersenang-senang dan melupakan stress, tapi ternyata tidak seperti itu. Papi adalah orang yang mengenalkan saya dengan Jepang dan budayanya. Untuk pertama kalinya sejak saya mampu berlibur dengan biaya sendiri saya tidak harus menelepon ke rumah untuk bertanya kabar Papi atau sekedar cerita apa yang saya alami. Cukup dengan WA adik dan ipar saya.

Biasanya begitu mendarat saya langsung berkabar: "Pap, aku baru sampe!" atau malam pertama setelah tiba saya suka cerita "Pap, tadi ada kejadian ini loh!". Tapi saat itu saya gak bisa lagi telpon dan mendengar suaranya. Bahkan di airport pun saya tetap beli makanan kesukaannya walaupun saya tahu nanti mungkin harus saya kasih orang karena buat saya makanan itu terlalu manis. Tapi selama ini saya makan bareng Papi, supaya dia senang. Saat mengalami ada Typhoon LAN lewat saya juga cuma bisa 'seru sendiri', saya masih sempat cerita ke sepupu saya Sarah via WA. Juga ke Pak Boss yang sempat berkirim pesan saya terimbas typhoon gak? Jari saya sudah di atas keypad handphone, karena kalau telpon pasti Papi ikut seru juga dengar cerita bagaimana handphone baru yang saya kira hilang bisa ketemu, bagaimana di saat yang mepet saya masih bisa berfoto dengan Fuji-san. Tapi kenyataan itu memang gak seindah harapan. Ketika duduk sendiri dan menangis di tempat yang sepi itu (sempet diliatin orang lain yang mau boarding juga sih, tapi saya udah bodo amat namanya juga emosi hahaha) justru hati saya jadi lebih lega. Saya jadi melihat bahwa saya terlalu childish dan harus sadar bahwa saya tidak bisa menyenangkan semua orang, apapun yang saya kerjakan saya sudah usahakan yang terbaik walaupun mungkin hasilnya gak sesuai standard yang saya set sendiri. Setelah perjalanan ini saya sempat mengalami depresi sampai 6-7 bulan setelahnya. Bangun tidur saya nangis, mau tidur saya nangis, lagi nyetir pulang kerja di tengah kemacetan saya nangis, pokoknya neverending nangis gak jelas deh! Sampai akhirnya Tuhan pulihkan lewat banyak hal.

Pada akhirnya saya gak menyesal sih sudah pergi rame-rame, banyak yang saya nikmati juga. Dan saya jadi mengerti maksud Tuhan... bahwa saya di persiapkan untuk menghadapi Typhoon Hagibis dalam perjalanan saya 2 tahun kemudian di bulan Oktober 2019 😂 Haduhhh ini lebih seru lagi tapi paling tidak saya sudah gak panik dan bisa berpikir lebih jernih... Saya adalah orang yang sulit hidup tanpa kerutinan dan perencanaan yang baik. Sehingga sering kali saya stress atas hal-hal yang terjadi di luar kontrol saya. Itulah sebabnya saya sangat tidak suka orang membatalkan jadwal secara mendadak tanpa alasan yang bisa saya terima. Tapi kalau alam yang bekerja, mau marah sama siapa? Hahaha Kejadian-kejadian seperti ini yang membuat saya belajar lebih fleksibel dengan diri saya sendiri dan orang lain. Sehingga perjalanan berikutnya lebih bisa saya nikmati walau masih berombongan lagi :) 

Ditunggu ya perjalanan berikutnya! Bye byeeeee...

2 comments:

Syera311 said...

Horeeee.. Kelarrrrr ������
Ditunggu postingan badai berikutnya ����

Unknown said...

Luar biasa, mengingatkan perjalanan yang seru. Di akhir cerita membuat aku terharuuu 😭