Monday, January 25, 2021

JAPAN TRIP 2017: Kawaguchiko

Sebelumnya...


Senin, 23 Oktober 2017. Rencana awal adalah kami menjemput rombongan susulan di Haneda dan langsung naik direct bus menuju Kawaguchiko. Jadi semua bisa santai, mau ngobrol atau tidur, tidak perlu gotong-gotong koper untuk pindah kereta. Begitu maunya. Tapi apa daya, semua berubah akibat Typhoon LAN. Saya pikir, kan udah lewat tadi malem udah aman dong? Ya aman di Tokyo, tapi typhoon nya kan jalan terus dan melewati area menuju ke Fuji-san. Tapi saat kami meninggalkan apartment kami belum tahu ini. Kami senang karena cuaca sepertinya cukup cerah. Walaupun saat keluar unit kami kaget payung-payung kami dan tetangga yang digantung di jendela serta beberapa pot tanaman tetangga sudah jatuh berserakan di koridor! Rupanya typhoon yang lewat semalam memang dahsyat. Kami rapikan sebentar sebelum meninggalkan apartment.

Kami sudah meninggalkan apartment sebelum jam 7 pagi dengan masing-masing membawa overnight bag untuk menginap 1 malam di Kawaguchiko. Kami tidak check-out supaya tidak repot, semua barang bisa ditinggal di sana. Saya sedikit curiga saat tiba di airport karena cuaca sedikit menggelap dan area pembelian tiket bus banyak tulisan CANCEL. Pesawat yang ditumpangi rombongan susulan mendarat tepat waktu, ada Om S (suami Tante N), sepupu saya BangPil dan istrinya Kak C, lalu PakGem (Bapak Gembala) dan BuGem (Ibu Gembala). Seperti kami sebelumnya, ada yang membeli sim card dulu dan pastinya kartu PASMO untuk mempermudah naik kereta selama perjalanan.

Sambil yang lain masih sibuk ngobrol saya menuju counter pembelian tiket bus, saya info mau menuju kemana, lalu jreeeng! Petugas menyampaikan bahwa akibat efek Typhoon LAN yang sedang lewat semua bus menuju Kawaguchiko dan beberapa tujuan lainnya di cancel sepanjang hari ini. Panik! Bingung! Lalu saya tanya, bagaimana dengan kereta? Di info dicoba saja naik dari Shinjuku Station, karena katanya kereta yang menuju kesana belum di cancel sampai Pk. 14.00 waktu setempat. Akhirnya saya buru-buru minta persetujuan rombongan untuk nekat pergi dengan kereta. Semua setuju, jadi saya beralih beli tiket bus airport yang menuju ke Shinjuku Station. Naik bus memang tidak secepat kereta, apalagi jalan keluar airport saat itu agak tersendat, tapi rombongan susulan semua bawa bagasi besar, kebayang repotnya ber-9 naik kereta dan gak ada yang direct line dari Haneda ke Shinjuku. Di atas bus semua ngobrol sebentar dan akhirnya tidur hahaha 

Tiba di Shinjuku kami jalan menuju loket dan lagi-lagi saya shock karena antrian tiket panjang mengular! Semua orang membawa koper atau tas besar, dan tentunya banyak turis seperti kami yang mungkin juga itinerary nya berantakan dan mencari rute dan transportasi alternatif. Semuanya mulai lapar, akhirnya saya bilang saya saja yang antri, semua silakan cari makan siang disekitar station dan handphone standby supaya saya bisa info kalau sudah dapat tiket kereta. Saya pun pasrah mengantri sambil sambil coba cari tahu apa betul kereta menuju Kawaguchiko berhenti beroperasi Pk. 14.00. Ternyata benar, sementara saat itu sudah hampir Pk. 12.00. Saat mengantri tiba-tiba saya melihat ada petugas stasiun yang berkeliling menanyakan tujuan mereka yang sedang antri. Saya coba panggil dan info bahwa saya mau ke Kawaguchiko. Tuhan baik, dia bilang saya tidak perlu mengantri, beli langsung aja di mesin tiket! Wah, rasanya langsung lega... dia mengantarkan saya ke mesin dan tanya mau berapa tiket? Saya bilang 9... dia operasikan mesin tiket, karena dalam kanji dan saya tidak lihat tombol "English", jadi di bantu. Tapi pas terima tiket saya bingung, loh kenapa tujuannya Otsuki? LOL Lost in translation ini namanya... dengan bahasa campur aduk saya akhirnya mengerti bahwa tidak ada kereta direct ke Kawaguchiko, saya harus naik Limited Express ke Otsuki dan nyambung dengan Fujikyu Railway (yang tiketnya tidak bisa dibeli di Shinjuku) menuju Kawaguchiko. Baiklah... tiket aman, saya info melalui grup WA, dan semua berkumpul di depan Yoshinoya. Akhirnya kami berjalan menuju station, tentunya saya beli makanan dulu untuk lunch di atas kereta.

Muka-muka bahagia, karena sudah tidur di atas bus, sudah makan siang dan beli jajanan untuk di kereta.
Tante I - Om S - BuGem - Tante C - Tante N

Kereta Limited Express tiba tepat waktu, tapi ternyata kami salah naik gerbong. Duh, gemeshhh... saat kereta mulai berjalan kami terpaksa pindah dari gerbong paling belakang menuju gerbong kami yang benar, nomor 2 dari depan! Biarin deh diliatin orang, gerbong paling belakang sebenarnya cukup kosong, tapi ada rombongan turis bule yang isinya anak-anak muda berisiknya bukan main! Ngobrol dan tertawa kencang, lalu jalan mondar-mandir di gerbong. Mengganggu sekali buat kami, ya sudah lebih baik pindah.

Sebelum pindah gerbong, saat kami merasa PD sudah di gerbong yang benar :) 

Sepanjang perjalanan sekitar hampir 1 jam kami menikmati bekal jajanan yang di beli di Shinjuku station dan juga pemandangan di luar kereta. Saya sendiri memilih untuk napping walaupun tidak sukses. Rasanya belum bisa beristirahat kalau belum tiba di Kawaguchiko. Apalagi sudah mundur jauh dari jadwal, rasanya stress hahaha 58 menit kemudian kami tiba dia Otsuki Station dan kaget karena station sangat crowded, banyak orang berteriak kesal, untuk jalan menuju loket pun susah. Setelah tanya sana sini, ternyata Fujikyu Railway sudah berhenti beroperasi saat itu karena Typhoon LAN baru lewat. Semua bertanya jam berapa kira-kira akan kembali beroperasi, dijawab mungkin tidak jalan lagi hari ini. Orang-orang yang mengantri di sarankan bermalam di Otsuki (pastinya pada gak mau dong ya) atau naik taxi (kalau memang bisa dan mau taxi nya), tapi ongkos taxi di Jepang kan luar biasa mahalnya. Jelas lah orang-orang yang mengantri semua protes, petugas stasiun berusaha menenangkan orang-orang. And so the waiting game began...

Ini kerumunan sedikit melonggar karena sebagian orang berjalan keluar mencari alternatif, sebagian lagi cari tempat duduk sambil menunggu, sementara petugas stasiun kelihatan sibuk memberi informasi kepada penumpang.

Terus terang saat itu saya betul-betul merasa down karena jadwal yang sudah disusun berantakan, sedangkan buat peserta rombongan ini adalah 1st trip mereka ke Jepang. Ya ada typhoon memang bukan salah saya sih, mereka juga tidak menyalahkan saya, tapi sebagai orang yang selalu stick to schedule saya stress juga ^^" apalagi belum jelas nasib kami selanjutnya. Tapi Tuhan itu luar biasa, disaat kita lagi ngobrol tiba-tiba rombongan yang menunggu paling depan berdiri, saya melihat ada petugas stasiun memegang toa tapi saya gak bisa dengar jelas dia ngomong apa. Hanya saja orang mulai berlarian masuk antrian lagi, kami juga ikut saja berdiri dan antri. Tiba-tiba 10 detik kemudian orang mulai berlari, pintu masuk peron di buka! Saya akhirnya mendengar petugas mengumumkan mereka memutuskan menjalankan kereta menuju Kawaguchiko, last train for the day! Semua orang harus masuk, karena setelah ini tidak ada kereta lagi!

Untuk pertama kali nya saya lari sambil sibuk nengok ke belakang untuk cek apa rombongan saya ngikut semua? ROFL Heboh! Untung juga kami semua sudah pegang kartu PASMO sehingga tinggal tap di mesin di pintu peron, sementara orang-orang yang belum pegang tiket semua sibuk antri didepan mesin tiket, blessed! Rombongan terpecah di dua gerbong paling belakang. Kereta penuk sesak, tidak ada seat lagi, jadi kita semua berdiri. Gak masalah, yang penting akhirnya kami menuju Kawaguchiko, horeee!! Sambil berdiri kami tertawa lega mengingat perjuangan kami untuk bisa naik kereta tersebut. Dan berdiri disamping saya ada 2 orang Oma yang mau pulang ke kotanya, 2 perhentian sebelum Kawaguchiko. Mereka ramah sekali, bertanya dari mana asal kami, apalagi salah 1 oma tersebut bisa sedikit bahasa Inggris. Saya pakai bahasa Jepang untuk menjawab hal-hal simple, mereka senang dan kami akhirnya ngobrol sampai oma-oma tersebut turun di tujuan mereka sambil tidak lupa melambaikan tangan pada kami dari peron. Saya merasa terhibur dan mood saya kembali normal. Tuhan memang bisa memberikan penghiburan lewat segala macam cara.

Perjalanan seharusnya hanya makan waktu 58 menit, tapi saat itu molor sampai 1 jam lebih. Karena kereta penuh sesak, ada penumpang yang harus turun di station perlu waktu untuk bisa keluar dari kereta, tapi tidak banyak. Sepertinya memang kebanyakan turis seperti kami. Lumayan pegal juga saya setelah seharian lari-lari beli tiket bus di airport, antri dan beli tiket kereta, menunggu sambil berdiri di Otsuki, naik kereta pun berdiri 1 jam lebih, rasanya pingin telpon panggil tukang pijat langganan! LOL Begitu kereta sampai di Kawaguchiko, hal pertama yang saya lakukan adalah, ke toilet! Hahaha dari Otsuki saya pingin ke toilet tapi takut ketinggalan kalau ada pengumuman jadi saya tahan. Kawaguchiko Station langsung ramai. Dan setelah drop bagasi di locker berbayar di depan stasiun, saya pun mengantri untuk beli Retro Bus Kawagichiko 2 day Pass di loket. Tiket di tangan, saya langsung buka peta Kawaguchiko untuk mengantri bus yang benar. Tujuan pertama kami adalah Kachi-kachi Ropeway untuk melihat Fuji-san dan kami pun menaiki green-line bus.

Setengah perjalanan menuju Ropeway, saya meraba kantong untuk cek apakah ada pesan di HP saya, karena sejak di kereta saya tidak ada waktu untuk lihat HP. Setelah meraba kiri kanan sampai bongkar tas, saya mulai pucat, HP saya gak ada T____T Saya panik, tapi yang lain santai... mereka bilang kita berhenti disini aja, kamu balik ke stasiun untuk cari HP. Akhirnya kami turun dari bus di pinggir danau Kawaguchiko dan saya menyebrang untuk naik bus kembali ke stasiun. Sampai stasiun saya cek toilet dulu, HP tidak ada. Lalu saya ke bagian lost and found, lapor kalau saya kehilangan HP. Saya di tanya merknya apa, apakah ada password nya? Saya info merk + tipenya dan bilang HP saya tidak pakai password, warna hitam dan saya bisa telpon menggunakan HP saya yang lain untuk membuktikan itu milik saya. Petugas tersenyum dan membuka lemari lalu mengeluarkan HP saya. Nyesssss langsung lega... dia bilang HP saya bukan ketinggalan di toilet tapi di loket pembelian tiket Retro Bus. Mungkin saya terlalu sibuk pesan dan bayar 9 tiket sehingga lupa masih pegang HP. Saat naik bus menyusul rombongan balik ke danau tempat saya meninggalkan mereka, saya mulai emo dan menitikkan airmata. Begitu turun dari bus dan bertemu rombongan pecahlah tangis saya! Saya minta maaf merusak perjalanan (karena sudah tidak bisa naik Ropeway lagi, sudah hampir batas waktu operasi Pk. 16.00) sambil menunjukkan HP saya yang sudah ketemu. Alih-alih menghibur, mereka malah tertawa dan bilang ini pengalaman menarik, dan mereka puas foto-foto di sekitar danau saat saya tinggalkan. Bahkan akhirnya saya difoto juga disana, halaaah...

Pemandangan di sebuah sisi danau Kawaguchiko.

Tante N berpose di pinggir danau menjelang sunset.

Kami berganti rute dan melanjutkan naik red-line bus mencari tempat lain untuk melihat Fuji-san. Saat di atas bus, saya lupa apakah driver bus yang memberitahu kami bahwa perhentian terakhir red-line bus, Station 22/Oishi Park & Natural Living Center, adalah tempat terbaik untuk melihat Fuji-san di sekitar danau Kawaguchiko. Jadi kami santai di atas bus sampai tiba di tujuan. Dan memang benar, walau hari mulai gelap kami masih bisa melihat Fuji-san dengan jelas. 

Lihat! Rasa lelah, panik, bete dan semuanya terbayarkan dengan view ini.

Saya jalan-jalan sedikit di Oishi Park sementara yang lain sibuk berfoto.

Ketemu Kochia lagi :) Kochia di sini di hias di beri mata dan ada yang diberi mulut seperti monster hahaha

Cakep ya... baru 15 menit disana sudah gelap dan semakin dingin.

Kami tiba di saat yang tepat karena 15 menit kemudian mulai gelap dan Fuji-san tertutup kabut jadi kami masuk ke toko souvenir dulu. Bahkan kata penjual souvenir disana sesiangan pun Fuji-san ngumpet di balik kabut. Kami beli beberapa cemilan dan minuman hangat sampai toko tutup dan kami pun berdingin-dinginan menunggu bus terahir menuju Kawaguchiko Station Pk. 17.00. Puji Tuhan kami masih dapat tempat duduk, dan bus pun semakin penuh termasuk dengan orang yang berdiri. Di beberapa perhentian driver menolak untuk mengangkat penumpang saking penuhnya, sayangnya ada beberapa turis asia yang marah-marah dengan kasar dan memaksa masuk. Akhirnya tiba kembali di Kawaguchiko Station, kami ambil koper untuk menuju akomodasi, tapi sebelumnya semua pingin makan malam dulu.

Sebelum saya kembali ke stasiun untuk mencari HP yang dikira hilang, saya dengar rombongan bilang pingin makan ramen. Jadi saya sempat bertanya ke petugas stasiun dimana restoran ramen yang enak? Dia tanya kami tinggal di mana, saya sebut nama hotel dan dia menuliskan nama sebuah restoran ramen favoritnya. Tapi dia juga menyebutkan sesungguhnya itu adalah restoran masakan Cina LOL Karena kendala bahasa saya cuma mengerti bahwa kami harus ke sebelah kanan setelah keluar dari station. Dari Kawaguchiko Station kami kembali naik kereta, hanya 1 stop dan dekat sekali, yaitu di Fujikyu Highland Station yang terletak persis di pintu samping Fuji-Q Highland. Begitu keluar station kami langsung bisa melihat akomodasi kami di sebelah kiri. Dan setelah cek ke sebelah kanan, restoran yang di maksud sepertinya dekat, namanya Bamiyan Fuji-Q Highland Ekimae.

Rombongan terpecah jadi 2 meja. Dimulailah keribetan karena pramusaji tidak berbahasa Inggris, menu pun dalam kanji semua tapi untung ada gambarnya hahaha entah bagaimana caranya kami mengerti bahwa ada set menu juga. Jadi akhirnya kami memesan dengan modal telunjuk dan menunjukkan angka dengan jari *tepok jidat* Waktu makanan diantarkan pun selain main course nya kami tidak ingat yang set isi apa lagi? Ya sudah, apa yang sampai di meja kita makan bareng ROFL Saat membayar, bill juga dalam kanji. 1 orang dulu yang membayar dan kemudian saya pinjam lagi menunya dan minta yang lain menunjukkan apa yang mereka pesan tadi, dicocokan harga di menu dengan bill, saya coret-coret bill kasih nama di sebelah harga supaya bisa di tagih lagi nanti hahahaha

Kami belanja minuman dan cemilan (lagiiii) di Lawson dan jalan hanya 5 menit menuju akomodasi kami, Hotel Mystays Fuji Onsen Resort. Waktu saya mencari akomodasi, ada beberapa pilihan dan Mystays sebetulnya jauh di atas budget yang saya set. Tapi saya lihat view nya bagus sekali, ada onsen di dalam hotel pula. Dan kami sungguh-sungguh di berkati, karena saat mencoba booking, ada harga promo yang hanya sedikit di atas budget. Saya sudah booking 2 kamar twin sebelumnya, lalu karena bertambah peserta, kami bertukar kamar. Kamar kami di pakai yang berpasangan, dan saya booking triple room untuk saya, Tante I dan Tante C. Karena kami check-in sudah malam, kami tidak bisa melihat view di luar jendela, semua gelap.

Kasur yang ditempati oleh Tante I dan Tante C.

Nah, ini kasur saya. Sedikit lebih kecil karena ukuran single, tapi sama nyamannya.

Saat proses check-in saya sudah putuskan bahwa saya mandi dan berendam di onsen menghilangkan pegal-pegal. Awalnya peserta wanita lainnya ragu-ragu setelah saya infokan cara menggunakan onsen, walau sedikit berbeda dari onsen umum karena bagian dari fasilitas hotel.Tapi karena penasaran akhirnya semua ikut. Kami berganti dengan baju onsen yang disediakan di kamar dan bersama-sama ke onsen yang terletak di lantai yang berbeda.

Sempet-sempetnya foto di depan kamar BuGem mumpung sudah pakai baju onsen semua :)

Awalnya semua masih malu-malu harus melepaskan pakaian, kebetulan onsen juga hanya ada beberapa orang jepang didalamnya yang sudah proses mandi dan mau berganti baju. Jadi saya cuek saja lah dan langsung mandi, akhirnya yang lain mengikuti. Begitu sudah nyebur di onsen, dan tinggal kami saja, baru deh semua bisa santai menikmati berendam air panas. Rasanya seperti dipijat betis dan paha saya, langsung mengantuk. Kami kembali ke kamar dengan rasa segar, bersih dan gak sabar pingin buru-buru nempel di bantal hahaha Malam itu saya tidur cukup nyenyak, rasanya baru nempel di kasur saya langsung pulas,


Selasa, 24 Oktober 2017. Saat saya melek Tante I sudah bangun dan berdiri di dekat jendela. Tante I memang selalu bangun paling pagi di antara kami. Lalu Tante I membuka jendela kamar, dan wow! Saya langsung terbangun dengan segar! Wahana Fuji-Q Highland terbentang di depan mata kami dengan latar belakang Fuji-san yang sangat jelas! Luar biasa!

Tante I dan Tante C sedang menikmati pemandangan di luar.

Cukup lama saya berdiri di depan jendela sambil sarapan makanan yang dibeli di Lawson malam sebelumnya, karena kami booking kamar tanpa sarapan.

Siap-siap check-out dan melanjutkan perjalanan sambil menunggu PakGem dan BuGem yang bangun kesiangan LOL

Kami kembali bertemu di lobby untuk check-out di waktu yang telah disepakati bersama. Bagasi kembali di masukkan dalam locker berbayar di Kawaguchiko Station. Langsung antri green-line bus untuk ke Kachi-kachi Ropeway yang kemarin tidak sempat dikunjungi. Dan hari ini Fuji-san kembali bersembunyi di balik awan.

Orang lain melihat keluar cable car, kami sibuk selca :)

Fuji-san yang lagi ngumpet di foto dari dalam cable car.

Sampai di atas, dimulailah acara foto-foto. Saya sendiri malah jajan beli soft cream dan daigakuimo, cuacanya benar-benar enak saat itu.

Banyak yang antri foto disini, kita gantian deh saling foto.

Makan soft cream dengan pemandangan mewah :)


Aduh, gak liat apa tangan saya sibuk pegang makanan kok disuruh gaya!

Kali ini giliran Bapak-bapak yang bergaya.

Yey, foto bersama minta tolong turis lainnya. Dan peak-nya Fuji-san nongol sedikit.

Formasi lengkap sebelum turun dari Ropeway, loh kok jadi 10 orang?

Saat cable car tiba, ini difoto atau mau selca sih? 

Pokoknya sepanjang perjalanan Tante-tante ini gak berhenti foto deh hahaha saya cukup jadi fotografer dan time keeper aja supaya tetap jalan karena kita masih harus naik bus menuju Gotemba Premium Outlet. Tiket bus Kawaguchiko - Gotemba maupun Gotemba - Tokyo Station untuk malamnya sudah saya beli online 1 bulan sebelumnya. Dari Ropeway kami cukup santai kembali ke Kawaguchiko Station untuk mengambil bagasi di locker dan tidak lama menunggu bus yang menuju Gotemba. Perjalanan hampir 2 jam juga terasa santai karena bus yang kami tumpangi kosong, hanya beberapa kali ada penumpang lain yang naik dan turun di sepanjang perjalanan.

Tiba di Gotemba, lagi-lagi kami drop bagasi di locker berbayar dan tujuan pertama adalah makan siang. Kami ramai-ramai menuju foodcourt dan setiap orang memesan makanan sesuai selera, namun tetap berkumpul di sebuah meja panjang. Selesai makan siang setiap orang berpencar untuk shopping sesuai kebutuhan masing-masing. Pokoknya saya sudah info mereka untuk berkumpul kembali di locker 30 menit sebelum keberangkatan bus menuju Tokyo Station. Karena saya sudah pernah kesana dan sudah tahu apa yang mau dibeli (gak banyak juga yang mau dibeli), saya hanya tinggal cek peta dimana toko tersebut dan langsung meluncur. Pada akhirnya saya banyak jajan dan menikmati Fuji-san (again, gak bosen-bosen) yang terlihat jelas dari sana.

Makan siang dengan Takoyaki sebanyak ini dengan daun bawang melimpah :)

Paling suka beli strawberry crepes. Manis, asam, dingin (pakai ice cream)...

Kalau tidak salah inget, kami menghabiskan waktu disini sekitar 4 jam. Lalu kami naik bus menuju Tokyo Station. Sampai disana dimulai lagi kebingungan mencari makan malam. Selain stasiun ini sangat besar, pilihan makanan memang banyak tapi tidak semua cocok dengan lidah peserta (termasuk harga juga), akhirnya kami berpisah untuk makan pilihan masing-masing. Saya makan malam sendiri di sebuah family restaurant dan steak set menjadi pilihan saya malam itu.

Seingat saya set ini termasuk soup, tapi gak kefoto karena sudah terlalu lapar hahaha

Untuk menuju Sengakuji dari Tokyo Station kami harus berganti kereta di Shinagawa. Disinilah saya berpisah dari rombongan apartment saya karena saya masih harus mengantarkan rombongan susulan ke apartment mereka sendiri, yang lokasinya berbeda arah dan peron di Shinagawa. Waktu saya mencari akomodasi bagi mereka, saya mencoba mencari di sekitar tempat kami, tapi tidak ada yang cocok. Apartment yang ini jaraknya sama dengan Shinagawa - Sengakuji, tapi arah kebalikannya :) Karena tidak jauh, rombongan saya masih OK pulang naik kereta sendiri, saya info saja pin pintu masuknya. Om S pun memutuskan bergabung dengan sang istri di tempat kami.

Saya sudah tidak ingat tepatnya di stasiun mana lokasi apartment rombongan susulan. Tapi yang pasti stasiunnya bagus, ada elevator dari bawah langsung ke jembatan penyeberangan. Lalu harus menyebrang jalan dan dibawah jembatan ada Family Mart, jalan kaki kira-kira 50m dan apartment terletak di lantai 2 seperti unit kami. Saat itu sudah Pk. 22.30 jadi setelah rombongan masuk, dan meyakinkan semua sudah OK, sudah bisa menyalakan AC/heater, kompor dll saya pun bergegas lari menuju stasiun untuk kembali ke Sengakuji. Isi kereta sudah sepi, kebanyakan karyawan yang habis pulang minum-minum dari bar, bahkan ada beberapa yang harus di pegangi oleh rekan kerjanya. Saya pun tidak berani duduk, karena takut mengantuk dan ketiduran padahal sangat dekat hahaha Saya tiba di apartment sudah Pk. 23.00 dan yang lain sedang antri mandi. Perjalanan 2 hari 1 malam yang cukup melelahkan dan bikin tegang, tapi senang bisa melihat Fuji-san dengan jelas walau dari kejauhan. Masih ada 3 hari lagi untuk berjalan-jalan dengan rombongan full... dan masih ada drama-drama di luar dugaan lainnya. Ditunggu ya :)


Wednesday, January 20, 2021

JAPAN TRIP 2017: Ibaraki & Typhoon LAN yang akhirnya lewat

Sebelumnya...
JAPAN TRIP 2017: Typhoon LAN


Sabtu, 21 Oktober 2017. Teman baik saya yang tinggal di Tokyo, Kota Ishiwata dan istrinya Sachiko bersedia mengantarkan kami dengan mobil sewaan menuju Ibaraki untuk melihat Kochia Merah yang sedang musimnya di Hitachi Seaside Park. Tujuan lainya adalah, saya juga akan bertemu dengan teman lainnya, Yasuko Takeda, yang memang berdomisili di Ibaraki. Sekitar Pk. 08.00 pagi waktu setempat Kota mengirim pesan bahwa dia sudah menunggu di depan apartment. Setelah berkenalan dengan Tante-tante lainnya secara singkat, kami langsung berangkat, disupiri oleh Kota tentunya :)

Saya mengenal Kota sekitar tahun 2004, via orang Indonesia yang menetap di Tokyo. Kota dan Sachiko bisa berbahasa Indonesia karena mereka menyukai budaya Indonesia dan setiap tahun selalu berlibur di Bali. Jadi kadang saya berbicara dengan Kota dalam bahasa campur aduk dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris (Kota sedang melancarkan) dan Bahasa Jepang (yang sangat terbatas, kalo ngomong panjang-panjang saya gak ngerti hahaha), sedangkan dengan Sachiko saya berbahasa Indonesia. Jadi sepanjang perjalanan tidak ada masalah komunikasi juga dengan Tante-tante yang lain, bahkan bisa bercanda walau suka telat ngertinya LOL

Coffee and toilet break di sebuah rest area. Kota - Tante I - saya - Sachiko - Tante N.

Yasuko sudah lebih dulu tiba di Hitachi Seaside Park bersama 2 temannya, Kota Aitaka & Takashi Terai. Karena ada 2 Kota, dan saya lebih dulu kenal dengan Kota Ishiwata maka kami memanggil dia Kota One dan Kota Aitaka menjadi Kota Two ROFL Saat kami tiba disana mulai gerimis lagi jadi kami mulai menelusuri taman yang gedenya ampun-ampunan dengan payung. Sambil berusaha komunikasi dengan Kota Two dan Takashi dalam bahasa campur sari + bahasa tubuh ^^"

Menyempatkan diri selca walaupun foggy banget dan sambil pegang payung.

Jalan pelan-pelan menyusuri taman sambil merapatkan jaket yang mulai sedikit basah kena gerimis. Lalu dari jauh mulai kelihatan si kochia!

Mulai semangat walaupun masih gak berani jalan cepat-cepat takut terpleset.

Taraaa! Sedikit keder lihat jalanan ke atas masih jauh LOL

Foto dengan teman baru :) Kota Two - saya - Takashi.

Yang ini masih sedikit pink...

Cukup lama juga kami menikmati Kochia disini sambil terus berjalan ke atas, dan akhirnya tiba di atas bukit dan berfoto dengan Miharashi's Bell.

Gak make a wish kok, gaya doang :)

Akhirnya bisa foto ber 4!

Disinilah kami mengakhiri acara jalan-jalan di taman karena mendadak hujan! Semua orang berlarian kebawah, saya sendiri gak berani cepat-cepat karena anginnya kencang sekali, daaaaaaan payung bening yang kita pake di foto atas itu semua nya rusak! ROFL Aduh, kebayang gak sih saking kenceng anginnya payung kita patah-patah dan bengkok semua! Hahaha Dan karena saya memakai jaket canvas yang tidak waterproof, maka basahlah jaket itu walapun baju bagian dalam masih aman, tapi jaket jadi berat dan dingin sodara! Bubarlah rencana semula untuk lanjut ke Mt. Tsukuba karena namanya di gunung, pasti lebih parah lagi cuacanya.

Teman-teman Jepang pun bertanya saya mau kemana. Saya bilang kemana aja boleh asalkan ada tempat untuk beli jaket (karena saya sudah gak tahan dinginnya sementara jaket sudah tidak bisa dipakai karena basah kuyup) dan makan siang. Akhirnya mobil kami dan mobil Yasuko beriringan menuju ke Fashion Cruise Newport Hitachinaka, sebuah mall yang berlokasi tidak jauh dari taman. Setelah berkeliling mencari jaket (yang susah karena jarang ada ukuran besar yang muat untuk saya) ternyata di sebelah ada toko Uniqlo yang sangat besar. Yasuko menemani saya kesana sambil berpayungan karena hujan deras, dan akhirnya dapat jaket fleece yang lagi diskon hahaha Lumayan, langsung hangat. Dari Fashion Cruise kami sempat mampir ke toko buku Tsutaya karena Tante N ingin cari manga titipan putrinya dan buku lainnya. Saya hanya mengintip bagian Illustration Book sebentar karena apa yang saya mau sudah saya beli online melalui amazon jepang dan dikirimkan ke alamat rumah Kota One, sudah ada di bagasi mobil kami juga. Sambil menunggu Tante-tante melihat-lihat di toko, saya ngopi sambil ngobrol di temani Kota One dan Kota Two, terutama Takashi yang ternyata punya hobi sama, nonton anime! Walaupun Kota One sekali-sekali membantu menerjemahkan maksud kami masing-masing, paling tidak kami saling mengerti bahwa saya Naruto-mania sedangkan Takashi lebih suka One-Piece LOL

Saat di Tsutaya Kota One diskusi dengan Yasuko yang native Ibaraki mau kemana kita untuk dinner? Dan akhirnya diputuskan untuk menuju ke Kiuchi Brewery, yang sayangnya karena saat kami tiba sudah menjelang malam, sudah tutup brewery nya. Tapi toko nya sendiri + restoran soba yang ada di dalam nya masih bua sampai malam. Disinilah awal mula saya jatuh cinta dengan Umeshu...  

Berbagai produk dari Kiuchi Brewery, pengunjung bisa tasting disini by request.

Rak sebagian produk yang dijual.

Umeshu! Saya beli 1 botol ukuran 1 liter untuk di bawa pulang ke Jakarta dan 2 botol kecil yang di habiskan di Tokyo.

Bagian brewery yang sudah tutup, sayang ya gak bisa masuk.

Restoran soba tempat kami dinner di foto dari bagian dalam.


Lalu tiba saatnya berpisah. Walaupun hanya 1 hari, saya tetap merasa sedih berpisah dengan Yasuko dan teman-teman baru, Kota Two dan Takashi karena sepanjang hari itu saya benar-benar menikmati semua yang kami lewati bersama T___T

Foto lengkap: Takashi - Kota Two - Yasuko - Tante C - Tante I - saya - Tante N - Sachiko - Kota One

Dan kami pun setengah terkapar dalam perjalanan pulang dari Ibaraki menuju Tokyo... agak segar saat mampir rest area, apalagi kalau tidak sekalian jajan dan toilet break :) Kami juga sempat berhitung di rest area berapa biaya yang di keluarkan untuk sewa mobil, bensin, toll dan parkir. Di bagi rata ber 5 (Kota dan Sachiko di hitung 1 orang karena mereka sudah capek-capek nganterin kami), saya bayar ke Kota biaya kami ber 4 dan cussss lanjut sampai apartment. Malam itu kami lebih lelah lagi dari malam sebelumnya tapi benar-benar happy! Tante-tante langsung tidur pulas, saya masih terbangun beberapa kali karena angin kencang di luar. 


Minggu, 22 Oktober 2017. Kami agak santai bangunnya karena memang masih lelah. Selain itu cuaca di luar sangat tidak mendukung, gelap, hujan... Sekitar jam 11-an tiba-tiba cable extension yang saya bawa dari Jakarta mati! Langsung panik karena tidak banyak stop kontak di apartment, jadi penting banget supaya semua bisa nge-charge handphone dll. Akhirnya ambil payung dan jalan ke Lawson untuk beli cable extension. Semakin siang semakin bingung kita mau lunch apa? Tapi di luar gelap begitu, gimana? Akhirnya tetap nekat kita bawa payung dan naik kereta ke Tokyo Station. Makan curry, jajan snacks (lagi), lanjut ke Takeshita Street - Harajuku. Disana sempat beli winter socks untuk tidur dan mampir Daiso belanja printilan dari coklat sampai stationeries. Saat menuju pulang ke apartment banyak mobil yang menyalakan sirine dan mengumumkan peringatan supaya semua tinggal di dalam rumah karena malam itu Typhoon LAN akan melewati Tokyo. Jalanan sepi total... Sekitar Pk. 02.00 dini hari saya terbangun karena jendela agak bergoyang, saya sempat mengintip keluar jendela ternyata angin bertiup sangat kencang, pohon-pohon di sekitar apartment bergoyang cukup kuat, gelap gulita hanya ada lampu jalan jadi seperti film horor :) Dan dari kami ber 4 hanya saya yang bangun, lainnya pulassssss hahahaha

Kami memang agak terlambat tidur karena packing. Besok pagi nya kami akan menuju Haneda untuk bertemu rombongan susulan dan langsung menuju Kawaguchiko dengan bus. Yay, mau lihat Fuji-san!


JAPAN TRIP 2017: Typhoon LAN

Super late post untuk perjalanan lebih dari 3 tahun yang lalu, tapi setiap kali ingat bikin ketawa, jadi sayang kalau gak di ceritain. Makanya kali ini posting dalam Bahasa Indonesia aja biar seru :) Seru dari awal sampe pulang.

Kali ini beli tiket PP dengan ANA, direct CGK - HND - CGK. Kenapa pilih Haneda? Selain ngirit ongkos dari airport ke akomodasi setempat (Haneda lokasinya di dalam kota Tokyo, sementara Narita berada di Chiba). Saat itu kita dapat fare murah karena ada diskon dari kartu kredit, harga tiket menjadi Rp 3.770.000,-. Suka banget dengan ANA karena walaupun kita beli dengan harga lowest promo, kita tetap bisa pilih seat online sebelum terbang, jadi gak mencar-mencar dan gak perlu check-in berjam-jam sebelum keberangkatan. Oh iya, jatah bagasi 2 x 23kg juga bikin bahagia :)

Perjalanan di rencakan dari akhir tahun 2016, saya berangkat bersama dengan 3 orang Tante dari gereja tempat saya berjemaat. Mari kita sebut Tante N, Tante I dan Tante C. Seru lah kita buat WAG, saling kasih ide mau kemana, mau lihat apa, mau shopping apa... maklum ye, cewek semua hahaha Tapi eh tapi, sekitar bulan Juni saya mendadak shock karena ada 5 orang lagi yang minta barengan! Sesungguh nya mengatur acara traveling bareng sampe 9 orang di luar kemampuan saya, karena pasti tiap orang punya kebiasaan dan kemauan yang berbeda. Tapi saya gak bisa nolak karena: (1) ada suaminya Tante N (2) Ada sepupu saya suami istri yang udah lama pingin ke Jepang (3) Ada Gembala gereja saya suami istri (4) semua langsung beli tiket setelah nanya flight itinerary saya hahahaha Ya gemana cobaaa??? Akhirnya itinerary saya rubah di bagian depan, karena kami ber 4 terbang Rabu malam dan tiba Kamis pagi, sementara rombongan susulan terbang Minggu malam (karena Bapak dan Ibu Gembala masih harus melayani ibadah), dan tiba Senin pagi. Baiklah... masih bisa di atur.

Tibalah hari keberangkatan, cukup senang karena kelas leg-room yang cukup luas di kelas economy, dan breakfast + snacks yang diberikan cukup enak. 1 hari sebelum keberangkatan kami mendengar tentang Typhoon LAN yang akan melewati Tokyo, tapi masih pikir bahwa it's not that bad lah, mustinya cuma dingin aja. Begitu mendarat di hari Kamis, 19 Oktober, memang cuaca hujan, kami masih santai aja. Ke toilet dulu, beli kartu PASMO, beli sim card (saya memilih sewa modem wifi dari Jakarta, tapi yang lain memilih beli sim card). Lalu kita duduk (masih di luar pintu arrival, ada toko yang menjual souvenir dan sim card) dan melihat keluar jendela... OMG! Hujan deras dan angin yang kencang, cukup kaget melihat kerasnya angin menerpa pepohonan di luar. Pada akhirnya kita tetap memilih untuk keluar dari airport dan menuju train station di bawah, jadi masih aman dari hujan.

Menunggu hujan badai di luar sambil berusaha mengaktifkan sim card.

Kami sudah booking 1 unit  apartment di Sengakuji, hanya sekitar 20 menit naik kereta dari Haneda. Tapi kami baru bisa check-in jam 4 sore. Jadi kami memilih menuju Shinagawa, drop bagasi di locker berbayar dan cari makan siang. Di hari-hari berikutnya Shinagawa Station menjadi tempat connecting kami untuk pergi kemana-mana, dan tempat beli jajanan :)  Selain makan siang, saya juga kalap memuaskan rindu beli cake di supermarket (sampe bingung milihnya) dan tentunya pumpkin salad dan susu kotak Meiji kesukaan di Lawson! Mendekati jam check-in kami langsung naik kereta dan turun di Sengakuji Station yang masih hujan dan yang lebih parah, sisi exit yang lebih dekat dengan apartment kami tidak ada elevator atau escalator, kami harus naik tangga menggotong koper. Dan begitu keluar lihat peta, jalan menuju apartment kami memang tidak terlalu jauh, tapi menanjak sodara!! Alhasil kami sedikit hujan-hujanan di hari pertama dan lelahnya bukan main.. belum lagi ternyata apartment nya tidak seluas seperti di foto T____T Tapi setidaknya akses ke airport dan ke tempat-tempat lainnya tidak sulit dan persis di depan apartment ada supermarket besar, jalan sedikit ada Lawson. Jadi terbantu sekali karena setelah itu kami ada-ada aja yang dibeli dari cable extension sampai payung hahaha nanti diceritain kenapa begitu. Karena sudah beli makanan + minuman dari Shinagawa malam itu kami dinner di apartment dan beristirahat lebih cepat. Saya juga sudah mengantuk parah karena seperti biasa malamnya tidak bisa tidur di pesawat, jadi melek sepanjang malam. Hari pertama berlalu tanpa banyak acara selain makan, jajan dan kehujanan :)

Hari Jumat pagi kami bangun dan sarapan dengan nasi instan + bekal makanan yang dibawa dari Jakarta. Begitulah enaknya jalan-jalan dengan Tante-tante, makanan terjamin! LOL Lalu tujuan pertama kami adalah Asakusa. Saat keluar dari stasiun dan berjalan menuju Sensoji Temple, Tante N melihat antrian di depan sebuah toko yang belum buka. Saat melongok ke window display, ada deretan dorayaki dan makanan kecil lainnya, langsung antusias deh si Tante: "Eh, kalau orang Jepang antri begini pasti enak! Kita ikut antri yuk!" Maka antrilah kami sambil payungan karena gerimis kecil hahaha Setelah saya google dan diinfo sepasang suami-istri yang antri di depan kami, akhirnya kami tahu toko itu namanya Kamejyu Dorayaki dan sangat terkenal, cek aja di link nya. Walaupun setelah itu saya yang harus ngabisin belanjaan Tante-tante ini karena ternyata buat mereka sangat manis, tapi curiosity terpuaskan lah ya hahaha 

Antrian Kamejyu yang sudah boleh masuk, sementara kita masih gerimis-gerimisan di luar.

Berhubung saya sudah pernah mengunjungi Sensoji Temple sebelumnya, maka saya lebih banyak jadi fotografer aja :) 

Nakamise-dori yang penuhnya ampun-ampunan. Hujan tidak membuat orang males belanja :)



Saya sempat kedinginan sedikit disini dan akhirnya beli kopi kaleng panas melalui vending machine yang berderet di belakang temple. Dingin membuat kami merasa lapar, makanya setelah berkeliling sebentar kami memutuskan untuk makan siang di Yoshinoya yang masih ada meja untuk kami berempat. Saya memilih menu Unagi Set, karena memang gak ada di Yoshinoya Indonesia dan harganya lebih murah dibanding restoran khusus Unagi di sebelahnya.

Makanan yang bikin bahagia di tengah cuaca yang dingin.

Selepas makan siang kami langsung menuju Ueno. Tujuan pertama adalah Ameyoko. Saya sempat makan raw oyster + sake disana, beli souvenir kaos untuk oleh-oleh, Tante-tante sibuk beli buah-buahan seperti strawberry, persimmon (kesemek di Indonesia) yang memang cukup murah disana. Sebagian kita makan sambil berjalan keliling Ameyoko. Lalu saya ingat tahun 2014 teman saya Aki-chan pernah mengantar ke sebuah toko snacks yang harganya cukup murah, cocok untuk oleh-oleh. Setelah jalan memutar sebentar ketemu juga tokonya yang berada di lantai 4 sebuah toko pakaian. Tangan mulai penuh dengan kantong belanjaan dan kami mulai lelah. Tapi masih ada 1 tempat lagi yang ada dalam itinerary, Starbucks Ueno Park! Selain mau beli tumbler untuk kado ulang tahun teman, rasanya kok pingin ngopi di tengah taman kaya di drama-drama asia gitu loh LOL Tapi lagi-lagi gak seindah bayangan. Karena selain hari mulai gelap, udara semakin dingin, saya satu-satunya yang beli kopi karena yang lain nggak ngopi! Hahaha Akhirnya seperti malam sebelumnya, kami beli makanan untuk dinner dan makan di apartment sementara di luar angin sangat kencang membuat jendela berderak-derak. Tapi kami semua memutuskan untuk tidur lebih cepat malam itu, karena keesokan harinya nya kami akan Road Trip ke Hitachi Seaside Park di Ibaraki untuk melihat Red Kochia!