Thursday, March 18, 2021

Nama Panggilan dan varian-variannya.

 

Istirahat dulu dari cerita jalan-jalan. Nggak, nggak lupa kok, masih lengkap catatannya. Tapi makin sering nulis cerita jalan-jalan, makin gatel pingin bikin itinerary. Padahal gak tahu kapan bisa jalan-jalannya dan mau kemana juga sih 😂 Di jeda dulu sama yang lain.

Jadi soal nama ini ya... hmmm, orang-tua (tepatnya Papi saya) kasih nama yang cukup panjang, walaupun 2 kata di belakang itu berkaitan dengan marga. Tapi anehnya cuma saya yang dikasih marga di Akta Lahir, padahal saya perempuan. Adik saya yang laki-laki gak dipake-in marga loh di Akta Lahir nya! Padahal untuk orang Batak itu anak laki-laki kan kan kayanya wajib banget ye sebagai penerus warga. Emang Papi suka aneh juga nih. Tapi berhubung nama saya lebih panjang ini yang suka bikin ribet kemana-mana. Padahal banyak yang saya tahu namanya lebih panjang dari saya.

Pada akhirnya, nama panggilan saya pun jadi banyak. Dari nama depan, nama tengah, beserta varian-varian-nya yang bernada sayang sampe gak jelas 😅 Sampe kadang saya suka mikir, ini saya dipanggil begini awalnya gara-gara apa ya? 😁 Gak cuma bikin bingung, tapi pernah bikin rumit juga di imigrasi, ribet lah! Coba kita lihat, seberapa norak dan pernah seribet apa sih? Sampai-sampai suatu waktu Pak Boss pun dulu pernah nanya setelah terima telpon: "Sebenernya nama panggilan kamu ada berapa sih?" LOL

Sumbernya dulu nih, nama lengkap sesuai Akta Kelahiran: Tresia Juliette Kristin L***** T*****. Iya, sengaja 2 kata terakhir di bikin *** emang. Karena gak pernah jadi nama panggilan 😌

Dikasih nama Tresia dari kata Treize alias 13 dalam bahasa Perancis, karena saya lahir di tanggal 13 dan Papi sempat tinggal Perancis cukup lama sebelum menikah. Juliette karena well, Romeo & Juliet tentunya, Puji Tuhan hidup saya tidak tragis 😅 Kristin karena nama Opung Boru atau Ibu dari Papi adalah Kristen.


Kristin - Titin - Ithin - Kitin 

Jadi sedari kecil orang tua saya memanggil dengan sebutan Kristin. Begitu juga dengan saudara-saudara. Karena kalau di singkat manggilnya jadi, "Tin!" Akhirnya menjadi Titin, Ithin, Kitin, tapi gak beda jauh lah ya? Nama Kristin terus jadi panggilan sehari-sehari di rumah, gereja, selama saya bersekolah di SD dan di lingkungan keluarga. Jadi kalau ada orang ketemu di jalan dan manggilnya salah satu dari varian ini, bisa di pastikan dia kenal saya dari kecil atau kenalnya dari saudara atau di lingkungan gereja. Masih bisa di bedakan.


Juliette - Etet

Seumur-umur, nama ini cuma 1 orang pake buat manggil, Kakak kelas saya di SMA dalam ekstrakurikuler yang sama. Entah kenapa waktu dia tahu nama tengah saya lalu manggilnya jadi begini, asal nyomot. Padahal gak ada loh teman yang nyebut saya begitu. Bahkan setelah dia lulus dan sekolah ke luar negeri, sempat beberapa kali kirim kartu pos yang di buka dengan, "Halo, Etet!" 😂 Nggak ada apa-apa kok antara saya dengan dia, beneran! Cuma seneng cerita yang lucu-lucu aja. Bukan curhat-curhatan juga malah. Sayangnya, sudah gak pernah ketemu lagi. Gak berhubungan di medsos juga. Mungkin suatu hari lucu juga kalo saya lagi jalan lalu tiba-tiba ada yang manggil, "Etet!" Nah, ketemu deh!


Tresia - Tres - Tresi - Tere - Ter

Saya bersekolah di SD swasta lalu melanjutkan ke SMP Negeri. Disini semua siswa harus memakai papan nama dan saya harus membiasakan diri dengan nama depan saya, Tresia. Saking gak biasanya, pernah loh teman sekelas saya panggil-panggil tapi saya gak nengok, lalu saya dibilang sombong 😢 Padahal cuma gak kenal nama sendiri 😂 Akhirnya saya sering banget ngeliatin papan nama di dada dan mengingatkan diri sendiri, "Tresia loh, Tresia... namanya sekarang Tresia!" Di SMP saya sempat suka menulis untuk mading alias majalah dinding, yang mungkin anak sekarang gak ada yang tahu lagi apaan tuh? Sana di-googling, punya kuota kan? Atau tinggal klik aja link di atas.

Ya tentu saja varian-variannya juga berupa singkatan. Tres dan Tresi kebanyakan saat SMP. Dan karena Tresia agak jarang di banding Theresia akhirnya jadi banyak yang mendekkin jadi Tere, dan kalau buru-buru jadi Ter. Ini kebanyakan terjadi saat kuliah. 


Tresia - Tre - Tore - Tore-chan

Ini mungkin varian nama panggilan versi 20 tahun-an terakhir 😁 Jaman lagi heboh-hebohnya F4 dan banyak gaul dengan teman-teman dari fandom Mando-Pop maupun J-Pop, nama panggilan saya mulai berubah menjadi Tre. Saat itu K-pop belum terlalu heboh sih, tapi saya sudah menjadi penggemar Shinhwa. Gak ada hubungannya tapi dibahas ya, penting! 

Lalu karena semangat nonton anime dan mimpi pingin ke Jepang menggebu-gebu, saya pun les Bahasa Jepang bersama beberapa teman lainnya. Karena orang Jepang tidak bisa menyebut 2 konsonan berurutan, maka nama panggilan saya berubah dari Tre menjadi Tore. Dan karena saya perempuan, ditambahkan sapaan -chan di belakang, menjadi Tore-chan. Di tahun-tahun berikutnya setelah saya akhirnya mampu berkunjung ke Jepang dan memiliki banyak teman orang Jepang, nama panggilan ini semakin melekat bahkan yang bukan orang Jepang pun menyapa saya dengan nama itu.

Ada cerita lucu sih, suatu saat saya bertemu dengan ibu teman saya untuk pertama kalinya. Setelah itu teman saya cerita mamanya tanya nama saya siapa? Dia jawab, "Tore-chan." Mamanya terkejut dan membalas: "Ha! Kok cakep-cakep (cieeeee) namanya Tokecan!" 😵😂 Tapi akhirnya saya jadi dekat dengan Mama nya loh, malah Mama nya suka telpon saya di HP kalau lama gak ketemu (tinggal di luar kota). Senyum saya langsung merekah kalau angkat telepon, baru bilang halo lalu ada suara: "Tore-chan, ini Mama Yxxxxx!". Walaupun harusnya malu, kan mustinya saya yang telpon duluan ya 😀

Nama panggilan Tore-chan pula yang sering membuat saya dikira masih muda (atau mungkin saya yang keGRan, bisa jadi juga). Mungkin karena sounds childish? Entahlah. Tapi adik sepupu bikinin saya account twitter (setelah saya bilang males bikin, loe aja bikinin kalo mau... eh beneran di bikinin 😆) dengan handle name ini. Dan waktu mau bikin account IG, saking males mikirnya ya udah disamain aja LOL Begitulah asal mula kepopuleran Tore-chan 😎 


Tre - Tree - Tri - Trey - Tray

Ini varian dari mana? Varian nama panggilan yang di kasih barista gerai kopi St**b**ks! 😂😂😂 Heran loh, padahal saya seringkali mengeja nama yang hanya 3 huruf itu kenapa bisa jadi macem-macem ya? Mungkin para baristanya cukup imajinatif. Gak apalah, yang penting pesanan saya gak salah.


Masalah saat traveling

Nama saya yang panjang itu, waktu pertama kali bikin KTP, oleh Kelurahan disingkat menjadi Tresia JKL T*****. Lalu saat bikin paspor saya tulis Tresia Juliette Kristin. Di profile kantor nama saya disingkat menjadi Tresia Kristin, demikian pula kartu kredit dan wahana pembayaran lainnya.

Sewaktu saya bepergian ke Amerika Serikat tahun 2011, saya kehilangan paspor di Anaheim. Saya pun akhirnya bikin surat kehilangan paspor di kantor polisi setempat dengan membawa fotocopy paspor yang hilang (minta dari hotel, karena saat kita check-in paspor harus di copy). Keesokan harinya saya harus terbang kembali ke San Francisco untuk pulang ke Indonesia beberapa hari kemudian (setelah membuat SPLP - Surat Perjalanan Laksana Paspor, tentunya). Check-in dilakukan di mesin dan saat mau masuk tempat menunggu boarding saya menunjukan surat kehilangan paspor dan fotocopy paspor.

Disinilah keribetan terjadi karena pemeriksaan TSA yang sampe 3 orang bergantian. Di tanya bagaimana bisa hilang, kira-kira hilang dimana, kok punya copy paspor yang hilang, kenapa terbang ke San Francisco, dan segala macam pertanyaan lainnya. Lalu saatnya saya membuktikan identitas, mereka minta identitas diri lainnya. Saya keluarin KTP dan bilang, "This is my Indonesian ID." Ya KTP kita saat itu kan cuma kertas di laminating doang, belon e-KTP seperti sekarang, petugas melengos aja minta pengenal lain 😂 Kasian deh gak laku KTP nya.

KTP gak laku, keluarin kartu kredit. Di tanya kenapa namanya cuma 2 suku kata. Saya tunjukin 3 buah kartu kredit dengan nama yang sama. Petugas terakhir sepertinya jabatannya paling tinggi, nanyanya paling anteng, gak berasa kaya interogasi, tapi sama juga masih curiga dengan KTP dan kartu-kartu kredit yang namanya gak ada yang sama. Lalu tiba-tiba saya ingat, sepertinya saya bawa SIM deh (padahal gak sengaja, wong mana berani nyetir disana kan ya). Akhirnya terakhir saya keluarin SIM Indonesia, namanya sama dengan KTP tentunya. Horeeee! Saat itu SIM sudah ber-hologram! Baru deh di bolak balik, lalu di angkat ke arah cahaya, di terawang dengan sebuah alat yang di tempelkan ke matanya, dan akhirnya sukses! Saya boleh melewati petugas dan masuk ke area boarding dengan di beri ucapan: "Have a good day and safe flight, Ma'am." 😭😰 Legaaaa... 

Begitulah sodara-sodara... kadang punya nama panjang tapi tidak disingkat dengan benar pun bisa jadi masalah. Bukan hanya dengan benar, dengan tepat juga sih harusnya.

Jadi, kalau kalian punya berapa banyak nama panggilan? Pernah ada kejadian aneh juga kah akibat nama? Cari temen.... 😂😂😂