Thursday, February 25, 2021

JAPAN TRIP 2019: Melarikan Diri dari Typhoon Hagibis

Sebelumnya...



Sabtu, 12 Oktober 2019
Pk. 04.30 saya sudah turun ke lobby. Saya check-out duluan dan menunggu teman-teman. Saat itu ada orang lain yang check-out juga dan saya lihat dia bisa minta dipanggilkan taxi. Rupanya kalau pesan semalam tidak bisa karena belum tahu cuaca, tapi pagi ini saya cek di luar hanya gerimis dan memang dingin sekali. Setelah semua berkumpul saya minta dipesankan 3 buah taxi untuk menuju Nagoya Station.

Perjalanan pendek sekali karena memang dekat hanya sekitar 2km, tapi kalau musti jalan di tengah cuaca dingin dan gerimis mungkin bisa sakit juga 😅 Pk. 05.00 kami sudah di Nagoya Station, di luar masih gelap total tapi saya melihat banyak orang masuk bawa koper, nampaknya banyak yang ingin "melarikan diri" seperti kami. Benar saja, begitu masuk kami melihat antrian sudah mengular karena gate platform shinkansen belum dibuka, biasanya buka sekitar Pk. 05.30. Akhirnya kami menunggu sambil ngobrol... lucunya, ada 1 taxi yang isinya Om S, Tante N dan Tante I yang entah kenapa saat kami sudah antri mereka baru tiba. Dan mereka gak tahu mereka turun di gate yang mana. Setelah cari-carian, ternyata mereka diturunkan di pintu lain, arah kebalikan dari tempat kami turun. Jadi lama karena taxi harus memutari Station, tapi sebenarnya supir tidak salah karena pintu itu justru lebih dekat ke shinkansen gate 😁 tapi karena belum pernah lewat sini jadi bingung LOL

Di belakang kami setelah itu lebih panjang lagi antriannya.

Antrian di pecah menjadi 2 baris. Padahal nantinya pas gate dibuka masuknya berantakan juga, petugas stasiun bolak-balik berusaha menertibkan.

Begitu pintu menuju platform dibuka menjelang Pk. 06.00 (terlambat buka mungkin karena persiapan hanya shinkansen tertentu yang beroperasi) kami langsung mencari tempat antri di gerbong yang benar. Kami tidak terlalu lama menunggu setelah kereta pertama berangkat, tapi masih menunggu di dalam shinkansen. Dan ini untuk pertama kalinya saya naik shinkansen yang penuh sesak! Maksudnya, diperbolehkan ada penumpang yang berdiri memenuhi semua gerbong!

Kami termasuk cepat masuk gerbong. 20 menit kemudian sudah gak bisa foto-foto, bagian tengah sudah penuh dengan orang berdiri berdesak-desakan.

Selama perjalanan teman-teman yang baru pertama kali naik shinkansen terheran-heran melihat ada kursi kosong yang tidak diduduki orang 😂 Kursi kosong biasanya karena penumpangnya turun di tengah jalan, mereka yang berdiri dan memang tidak beli tiket duduk tidak akan menempati kursi tersebut, termasuk orang-orang tua. Perjalanan yang seharusnya hanya makan waktu 35 menit pun menjadi hampir 1 jam karena kereta berhenti di setiap stasiun yang ada.

Kami tiba di Kyoto Station sekitar Pk. 07.30 dan pertama kalinya pula saya melihat Kyoto Station kosong melompong selain dari penumpang yang turun dari kereta yang sama! Dalam perjalanan-perjalanan sebelumnya, bahkan jam 6 pagi pun sudah ramai sekali 😕 Belakangan saya baru tahu bahwa kebanyakan kantor memang di tutup untuk antisipasi typhoon lewat. Hal pertama yang kami lakukan adalah ke toilet LOL Setelah itu saat menuju ke taxi stand kebetulan sebelum pintu keluar ada supermarket. Tante N dan Tante I sudah mengingatkan bahwa mereka bawa makanan dari Jakarta, jadi saya sempat mampir beli nasi instan 7 bungkus dan beberapa snacks, siapa tahu kami benar-benar tidak bisa keluar rumah hari ini.

Kembali kami di pecah jadi 3 rombongan taxi karena semua bawa bagasi, dan ada batasan penumpang dalam 1 taxi tergantung jenis mobilnya. Sebenarnya Mrs G dan Mr H sudah booking akomodasi lain yang walking distance dengan Kyoto Station, tapi tidak bisa check-in lebih cepat, baru bisa diatas Pk. 15.00 nanti. Jadi mereka ikut ke tempat kita untuk beristirahat. Saya sudah screenshot alamat tujuan kami (dalam kanji) dan teruskan ke yang lain jadi tinggal ditunjukkan ke supir taxi. Kebetulan taxi saya berada di urutan ke 2, eh tapi rupanya supir taxi teman kami di depan sudah lebih sepuh dan lama sekali jalannya, akhirnya supir kami jalan duluan setelah memasukkan alamat ke GPS dan kasih kode 2 taxi lainnya untuk mengikuti 😀

Bukan hanya Kyoto Station yang sepi, tapi sepanjang perjalanan menuju rumah sewaan jalanan pun sepi. Hampir-hampir tidak ada orang di tepi jalan, mobil juga hanya sedikit. Dan masih hujan walaupun tidak deras. Tiba di akomodasi, ruangan lantai 1 yang ada 3 tempat tidur ditempati oleh Om S dan Tante N. Tante I pun menaruh kopernya disitu karena malas bawa naik ke atas LOL Untuk naik ke lantai 2 harus melewati selasar, kemudian area terbuka tempat mesin cuci dan ada tangga keatas yang lumayan juga tingginya 😅 Di lantai 2 ada 1 kamar berisi 3 tempat tidur dan 1 ruang tatami dengan futon untuk 3 orang juga. Selain itu ada ruang makan dan dapur kecil, kulkas dan pengering baju. Mungkin karena malamnya semua juga kurang tidur + tegang + excited, begitu tiba di atas semua lepas sepatu, lepas jaket, cuci muka, cari tempat kosong buat letakin koper, nyalain AC, dan langsung cari spot buat molor! 😂😂 Padahal saat itu hari masih cukup pagi, bahkan belum jam 9... Saat buka kulkas, memang banyak air mineral botolan ukuran 500ml yang disediakan oleh Takashi. Tapi karena kami ada 6 orang di atas, jadi nya malam itu pun sudah habis.

Menjelang jam makan siang, kami melihat keluar angin bertiup sangat kencang walaupun hujannya belum deras. Tante-tante pun mulai mengeluarkan perbekalan, dari rendang sampai cakalang. Tapi hasrat jajan masih kuat, akhirnya 5 anak bawang pun nekat keluar jajan ke supermarket Daikokuya 😆 

Demi jajan nekat keluar, lihat aja jalanan sekeliling sepi total gak ada orang yang keluar rumah.

Padahal jalannya cuma 5 menit-an tapi karena angin jadi pelan-pelan. Bahkan kami sempat melihat orang di depan kami payung nya terbalik kena angin! Jadi kami pakai payung pun bukan di atas kepala tapi lebih ke depan kepala untuk menahan angin juga 😅 Puas jajan, kembali ke rumah semua makan siang bareng di ruang makan yang sempit itu hahaha Penghuni Lantai 1 pun naik ke atas, berbagi makanan yang ada. Setelah itu... molor lagiiiii 😂

Tante-tante dan Om sudah melipir ke lantai 1 lagi setelah makan, kita masih sibuk makan jajajan.

Sambil tidur-tiduran, saya masih sempat cek situasi typhoon dan bersyukur sekali karena memang saat itu curah hujan Nagoya termasuk yang paling tinggi disertai angin kencang. Sedangkan di Kyoto masih tidak terlalu parah walaupun tidak disarankan juga untuk pergi-pergi keluar.

Sekitar Pk. 17.00 Mrs G & Mr H pesan taxi untuk ke penginapan yang sudah mereka pesan. Malam itu pun kami lebih cepat beristirahat dengan pembagian kamar final: Saya dan Tante I di kamar tatami, Miss M dan Mr S di kamar dengan bed. Semua tidur dengan lega karena akhirnya kami tidak terjebak typhoon dan berharap bahwa besok cuaca cerah sehingga acara jalan-jalan bisa terlaksana sesuai rencana.


No comments: